TIPU DAYA IKLAN

Tugas Kajian Sosial Iklan

Dosen Pengampu : Rama Kertamukti , S.Sos., MSn

Gustafian Aji Suci

18107030087



Pengalaman Sebagai Konsumen Yang Tertipu Oleh Iklan



Perkenalkan, nama saya Gustafian Aji, mahasiswa semester 4 di prodi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Iklan kadang menjadi salah satu faktor untuk konsumen membeli suatu barang atau jasa bahkan terhadap suatu tempat atau wisata. Pasalnya, tampilan iklan yang bertujuan memikat hati konsumen ini, membuat konsumen kerap berharap lebih. Seakan-akan realita dengan tammpilan iklan itu sama persis dan nyata. Tidak sedikit dari mereka, merasa yakin dan percaya hanya dengan melihat iklannya saja. Namun, karena kita hidup dimana realita tidak sesuai dengan ekspektasi. Merasa tertipu dan ditipu oleh iklan sudah menjadi hal yang sudah tidak asing lagi. Rupanya, hal ini juga dirasakan oleh banyak orang, maupun diri saya sendiri.

Saya mengalami pengalaman tersebut ketika pertama kali saya berkunjung ke Yogyakarta, di mana saya belum sama sekali mengenali kota jogja ini, pengalaman saya di sini lebih sering tertipu dengan kuliner yang ada di kota jogjakarta ini. Karena yang namanya bersinggah di kota yang bukan kota kelahiran kita ini pasti kita juga awalnya mencari cari makanan sebagai kebutuhan hidup sehari-hari.

Waktu itu saya di malam hari dengan teman teman melihat iklan makanan yang terlihat di poster sangat enak dan harganya terjangkau karna sedang promo :). Bagaimana tidak yang namanya anak kost ketika ada promo pasti tergiur karna dompet yang menipis namun ingin hidup selayaknya orang yang tercukupi kebutuhannya :).

Makanan yang menggiurkan di malam itu adalah bebek goreng sambel ijo porsi jumbo. Di mana tampilan dalam iklan sungguh sangat meyakinkan bahwa ketika di makan seakan-akan kenyang tiga hari tiga malah hhe. Namun setelah pesanan datang Taraa....!!!!!!
Menggemaskan :( komentar teman temanpun sama karna yang di dapatkan berbeda tidak sesuai ekspetasi. Bahkan di dalamnya cuman ada nasi bebek goreng itupun kecil dan sambalnya sungguh amat sedikit terlihat jauh berbeda dengan yang ada di poster foto iklan itu, memang mengecewakan.

Namun dari pengalaman itu kita jadi lebih berhati-hati tentunya terutama dengan iklan namun tidak semua iklan seperti itu tentunya, ada juga iklan yang beneran. Tentunya sudah ada yang membuktikan. Terima kasih atas kunjungannya di atas adalah pengalaman pribadi saya
Dengan sepenggal cerita saya diatas, banyak sekali kejadian saya yang tertipu oleh iklan, dan sangat bisa dikaitkan dengan teori milik Jean Baudrillard yaitu tentang Hiperrealitas yang mendefinisikan konsep melebih-lebihkan seolah olah fiksi menjadi kenyataan. Dan dari situlah saya belajar untuk tidak terlalu tergiur oleh iklan.
First